13 Juli 2025 | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? | Series: Mengenal Yesus Kristus | Modul Pemuridan 365 hari

Siapakah Yesus?

Shalom, Puji nama Tuhan Yesus Kristus, bersyukur saudara-saudari yang terkasih CMNC's terus bertumbuh didalam pengenalan akan Allah yang benar melalui pengajaran dan kesaksian. 

Penulis bersyukur karena kasih karunia Allah, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikannya kepada gerejaNya tidak sia-sia. Penulis berdoa: Biarlah bertambah-tambah iman dan kasih kepada Allah dan seorang akan yang lain, serta menguduskan pribadi gerejaNya seutuhnya sehingga roh, jiwa, tubuhnya terpelihara sempurna.

Tuhan melayakkan gerejaNya bagi panggilan Kristus dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendak gerejaNya untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman. Supaya dalam nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan didalam gerejaNya dan gerejaNya di dalam Kristus, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu mengajarkan gerejaNya untuk mengenal Allah dengan benar. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:

Hari ke-13 – Yesus Kristus: Raja di atas Segala Raja

Wahyu 19:16 (TB)  Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

Dunia yang Lelah Akan Kepemimpinan Manusia

Sejak zaman kuno hingga modern, manusia selalu mencari pemimpin yang kuat, bijak, dan adil. Namun sejarah terus membuktikan bahwa kerajaan dan kekuasaan dunia selalu berujung pada kejatuhan, karena dibangun di atas dasar kesombongan, kekerasan, ketidakadilan, dan penyembahan terhadap diri sendiri.

“Wahyu 11:18 (TB)  dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi." 

Contoh kerajaan dunia yang runtuh:

Berikut ini adalah catatan sejarah nyata:

1. Kerajaan Babel
Pemimpin: Nebukadnezar
Ciri: Kesombongan, pengagungan diri, penyembahan berhala
Runtuh: Ditaklukkan oleh Persia dalam satu malam. Pada tahun 539 SM, Raja Belshazzar menyelenggarakan pesta penuh kemabukan dan menghina Allah Israel dengan memakai perlengkapan bait Allah (Daniel 5). Tangan misterius menulis di dinding: “MenĂ©, menĂ©, tekel, ufarsin.”
Malam itu juga, Kerajaan Babel jatuh ke tangan Persia.
Fakta sejarah: Didokumentasikan oleh Herodotus dan Cyrus Cylinder.

Daniel 5:26–31 – “Allah telah menghitung hari-hari pemerintahanmu dan telah mengakhiri itu.”

2. Kekaisaran Romawi
Pemimpin: Nero, Domitianus, kaisar-kaisar brutal
Ciri: Penindasan terhadap umat Kristen, Kekejaman terhadap orang Kristen ex. Colosseum, Nero. dekadensi moral, perbudakan, mengklaim Caesar sebagai “Tuhan.”
Runtuh: Tahun 476 M, akibat krisis ekonomi, dekadensi spirit (kemerosotan moral), korupsi, moralitas yang rusak, dan kejatuhan ekonomi. Invasi suku-suku barbar seperti Vandals dan Visigoths. Tahun 476 M, Kaisar Romulus Augustulus dipaksa turun takhta.
Sejarahwan Edward Gibbon menyebutnya sebagai “keruntuhan moral dalam tubuh kekaisaran yang luar biasa megah.”

Roma (Lukas 2:1, Wahyu 17:18) – Berkuasa atas dunia tetapi ditandai dalam nubuatan sebagai pelacur besar yang akan dihancurkan.

3. Kekaisaran Nazi Jerman
Pemimpin: Adolf Hitler
Ciri: Genosida, propaganda, kultus terhadap pemimpin. 
Runtuh: 1945, dalam kehancuran total; Hitler bunuh diri

4. Kekhalifahan Ottoman
Ciri: Penindasan agama minoritas, ekspansi militer
Runtuh: lebih dari 600 tahun, akhirnya bubar tahun 1922 karena tekanan internal dan kebangkitan nasionalisme sekuler.

5. Uni Soviet
Ciri: Ateis, menindas gereja, menolak nilai moral
Runtuh: 1991, karena krisis internal dan kehampaan ideologis. Uni Soviet, negara superpower yang menolak keberadaan Allah dan menindas gereja, runtuh pada tahun 1991 karena kehampaan ideologi.

Dan kini, dunia modern dipimpin oleh kekuasaan uang, teknologi, media sosial, dan relativisme moral, yang terlihat kuat namun penuh keresahan dan kekosongan makna.

Segala kuasa dunia (Yesaya 40:23–24) – “Dia membuat para penguasa menjadi sia-sia dan para hakim dunia menjadi tidak berarti.”

Meski tampak kuat, ketidakstabilan, kekacauan, dan kehampaan spiritual semakin nyata.

Manusia merindukan pemimpin sejati — bukan sekadar penguasa, tapi raja yang adil, benar, dan penuh kasih.

“Masalah terbesar dunia saat ini bukan krisis ekonomi atau politik, tetapi krisis pemerintahan ilahi. Dunia haus akan Raja yang sejati — dan itu hanya ada dalam pribadi Yesus Kristus.”Dr. Myles Munroe, Rediscovering the Kingdom.

Menurut penelitian Pew Research (2023), lebih dari 60% generasi muda global menyatakan kehilangan kepercayaan pada kepemimpinan politik dan lembaga keagamaan formal. Ini menunjukkan kerinduan terdalam umat manusia: pemimpin sejati yang memerintah dengan kasih, keadilan, dan kebenaran.

Dunia modern tidak lebih baik

  • Banyak bangsa berpaling dari nilai kebenaran.
  • Pemimpin jatuh dalam skandal, keserakahan, dan penyalahgunaan kekuasaan.
  • Banyak orang berkata: “Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami!” (Lukas 19:14)

Namun di tengah krisis kepemimpinan ini, Firman menyatakan:

“Mazmur 9:8-9 (TB) Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. 

Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran. 

Yesus Kristus: Raja yang Dijanjikan dan Dinubuatkan

Sejak Perjanjian Lama, kedatangan Raja Mesias telah dinubuatkan:
  • "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda..." (Kejadian 49:10)
  • "Sebab seorang Anak telah lahir... pemerintahannya akan disebut Penasihat Ajaib..." (Yesaya 9:5–6)
  • "Kepada-Nya diberikan kuasa dan kemuliaan sebagai Raja..." (Daniel 7:14)
  • Yesus sendiri menyatakan: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini." (Yohanes 18:36)
"Yesus tidak datang hanya membawa jalan ke Surga. Dia datang membawa Surga ke bumi. Itulah yang dilakukan Raja. Dia menanamkan pemerintahan-Nya di wilayah musuh dan mengambil kembali milik-Nya." — Bill Johnson, When Heaven Invades Earth

Apa sebenarnya makna dari Wahyu 19:16?  Makna Wahyu 19:16: Nama di Jubah dan Paha, serta julukan sebagai Raja segala raja

"Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

1. Jubah-Nya (Yunani: himation)

  • Melambangkan otoritas, kemuliaan, dan keagungan surgawi.
  • Dalam Wahyu 19:13 (TB)  Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."  Jubah-Nya dicelup darah, menunjuk pada pengorbanan salib.
“Nama-Nya di jubah dan paha menyatakan bahwa pemerintahan-Nya tak tersembunyi. Dunia harus melihat dan bersaksi: Yesus adalah Raja di atas segala raja.”— John Bevere, Honor’s Reward

2. Paha-Nya (Yunani: meros)

  • Simbol kekuatan, kehormatan, dan tempat penempatan pedang. 
  • Dalam budaya Ibrani dan Romawi, paha adalah tempat sumpah dan kekuatan (lih. Kejadian 24:2). Juga tempat senjata digantung — tanda kesiapan bertempur. Maka nama-Nya di paha menyimbolkan deklarasi publik tak terbantahkan.
  • Penyataan publik dan jelas tentang otoritas Kristus, tampak oleh semua yang melihat-Nya saat Ia datang sebagai Penunggang Kuda Putih.
  • Kemungkinan juga menunjuk pada standar atau lambang kerajaan yang dibawa-Nya — seperti lambang kekaisaran yang dibordir pada jubah/pakaian militer seorang jenderal Romawi.
"Penulisan nama di paha-Nya menunjukkan pengumuman terbuka akan status kerajaan-Nya kepada semua makhluk. Ini adalah lambang perang dan pemerintahan secara bersamaan." — Dr. G.K. Beale, The Book of Revelation

3. Julukan "Raja segala raja dan Tuan segala tuan"

  • Pernyataan supremasi Kristus atas segala struktur kekuasaan manusia dan dunia roh. 
  • Terkait erat dengan Wahyu 17:14 (TB)  Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." 
  • dan 1 Timotius 6:15 (TB)  yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
  • Mazmur 24:8-10 (TB)  "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!" Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" Sela 
  • Ini bukan gelar pujian, tetapi deklarasi pemerintahan tertinggi. Tidak ada kekuatan di bumi maupun di langit yang bisa menyaingi-Nya.
"Yesus bukan hanya Juruselamat dunia, Ia adalah Raja dari segala struktur yang ada. Ia datang bukan untuk menyatu dengan sistem, tetapi untuk menggantinya." — Bill Johnson.

Dunia Butuh Raja, Bukan Saja Seorang Penolong.

Namun fakta hari ini sangat berbeda.

Sebuah studi dari Barna Group (2023) menunjukkan bahwa:
  • Hanya 41% orang Kristen benar-benar mengakui Yesus sebagai Raja atas seluruh aspek hidup mereka.
  • Sebagian besar hanya melihat Yesus sebagai Penolong pribadi, bukan Penguasa yang berhak memerintah hidup mereka sepenuhnya.
Penelitian dari Pew Research Center (2022) juga menemukan bahwa:
  • 63% generasi muda Kristen (usia 18–29) di Amerika dan Asia tidak memiliki pemahaman teologis tentang konsep Kerajaan Allah.
  • Mayoritas dari mereka mengasosiasikan “iman Kristen” hanya dengan pengalaman emosional, kasih, dan pertolongan pribadi, bukan otoritas dan ketaatan kepada Raja Ilahi.
Survei dari World Evangelical Alliance (2021) melaporkan bahwa:
  • Di negara-negara yang penuh tekanan politik atau krisis moral, ajaran tentang Kristus sebagai Raja dan Kerajaan Allah menjadi fondasi yang menstabilkan iman para pengikut-Nya.
  • Gereja-gereja yang mengajarkan Kerajaan Kristus secara tegas mengalami pertumbuhan disiplin rohani dan kesetiaan yang jauh lebih tinggi.
"Yesus tidak pernah dimaksudkan menjadi 'bagian dari hidupmu' — Ia datang untuk memerintah seluruhnya." — Leonard Ravenhill, Why Revival Tarries

Mengapa orang percaya begitu mendambakan Raja segala raja adalah Yesus Kristus? Apa sebenarnya karakter Raja segala raja dalam Alkitab? 

Karakter Kristus sebagai Raja

1. Adil: "Dengan keadilan Ia menghakimi dan berperang." (Wahyu 19:11)
2. Kudus: "Nama-Nya ialah: Firman Allah." (Wahyu 19:13)
3. Kekal: "Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:33)
4. Tak terkalahkan: "Semua musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya." (Mazmur 110:1)

"Banyak orang ingin Yesus sebagai Anak Domba, tapi takut mengakui-Nya sebagai Singa. Tapi hanya yang hidup di bawah Singa yang akan berjalan dalam otoritas Anak Domba." — Bill Johnson

"Kita tidak hanya dipanggil untuk mencari Tuhan sebagai Penolong, tetapi mengejar-Nya sebagai Raja. Di hadapan Raja, tangisan bukan lagi cukup — hanya ketaatan yang berbicara." — Tommy Tenney, God Chasers

RELEVANSI PENGAJARAN INI BAGI ORANG PERCAYA

1. Menghidupi Ketaatan, Bukan Sekadar Iman
Lukas 6:46 (TB)  "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?

Orang percaya perlu menyerahkan seluruh aspek hidupnya — keuangan, relasi, pekerjaan, dan waktu — kepada otoritas Kristus. Ia bukan hanya “bagian” dari hidup, tapi Pemilik hidup kita.

2. Berjalan sebagai Duta Besar Kerajaan

2 Korintus 5:20 (TB)  Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Setiap tindakan, ucapan, dan keputusan kita menjadi gambaran siapa Raja yang kita wakili. Dunia akan mengenal karakter Yesus bukan hanya lewat khotbah, tapi lewat hidup kita.

3. Menolak Gaya Hidup Duniawi dan Menjunjung Nilai Kerajaan

Matius 6:33 (TB)  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Orang percaya harus berhenti hidup berdasarkan standar dunia: kompetisi tanpa kasih, kekuasaan tanpa keadilan, dan kesuksesan tanpa kekudusan. Kita hidup berdasarkan nilai-nilai Raja: kasih, kejujuran, pelayanan, pengampunan.

4. Siap Menderita Demi Taat pada Raja

Matius 10:38 (TB)  Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Ketika Yesus benar-benar Raja, kita akan berani menghadapi penolakan, kehilangan posisi, bahkan relasi — asal tetap taat kepada-Nya. Hidup kita bukan tentang “apa enaknya buatku”, tapi “apa kehendak Raja bagiku”.

5. Mengalami Kuasa dan Damai Sejati di Bawah Pemerintahan-Nya

Yesaya 9:6 (TB) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. 

Ketika kita hidup di bawah pemerintahan Kristus, kita mengalami kuasa untuk menang atas dosa, hikmat dalam pengambilan keputusan, dan damai dalam badai kehidupan. Itu bukan teori, tapi buah hidup dari takhta-Nya.

6. Menantikan Kedatangan-Nya dengan Setia

Wahyu 11:15 (TB)  Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya."

Orang percaya harus hidup dengan kesadaran eskatologis: setiap hari adalah kesempatan untuk memuliakan Raja dan mempersiapkan diri sebagai mempelai yang setia.

Apa yang bisa kita pelajari?

Yesus Kristus bukan hanya Juruselamat, tetapi Raja yang berkuasa atas segala ciptaan. Wahyu 19:16 menegaskan bahwa pemerintahan-Nya adil, terbuka, dan kekal. Dalam dunia yang dipenuhi keruntuhan sistem manusia, hanya Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan, mewakili Kerajaan Allah, dan menanti kedatangan-Nya dengan kesetiaan. Kerajaan Allah bukan hanya janji masa depan, tapi realitas yang harus kita hidupi hari ini — di bawah pemerintahan Raja di atas segala raja.

“Banyak orang ingin diselamatkan oleh Kristus, tapi enggan diperintah oleh-Nya. Tetapi iman sejati menjadikan Kristus sebagai Raja atas setiap bagian hidup.”— Watchman Nee

"Kerajaan dunia runtuh karena mereka membangun menara, bukan takhta. Tapi Yesus membangun takhta-Nya dalam hati umat-Nya. Dan dari sana, Ia memerintah dengan kekal." — T.D. Jakes, He’s Still the King

Hari ini adalah saatnya kita bertanya:
Apakah takhta hatiku benar-benar diduduki oleh Raja segala raja?
Jika belum, mari bertobat. Jika sudah, mari hidup sebagai warga Kerajaan-Nya — dalam terang, kebenaran, dan otoritas kasih.

Filipi 2:10-11 (TB)  supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! 

Pertanyaan Refleksi:

1. Apakah Yesus sudah sungguh-sungguh menjadi Raja dalam hidupku, atau hanya Penolong dalam kesulitan?

2. Apakah ada area hidup yang masih aku kendalikan sendiri tanpa tunduk pada kehendak-Nya?

3. Bagaimana minggu ini aku bisa memperlihatkan Yesus sebagai Raja lewat perkataan, sikap, dan keputusan?

Ringkasan Referensi Literasi
  • Alkitab (LAI, 2002) – Sumber utama pengajaran dan ayat-ayat terkait tentang kerajaan Kristus.
  • Beale, G.K. – The Book of Revelation→Tafsiran simbolisme Wahyu 19:16.
  • Bevere, John – Honor’s Reward→Penekanan pada otoritas dan kehormatan terhadap Kristus sebagai Raja.
  • Bill Johnson – When Heaven Invades Earth→ Konsep Yesus sebagai Raja yang membawa Kerajaan Allah ke bumi.
  • Myles Munroe – Rediscovering the Kingdom→ Krisis kepemimpinan dunia dijawab oleh pemerintahan ilahi Kristus.
  • Watchman Nee – The Normal Christian Life→ Penyerahan hidup total kepada Kristus sebagai Raja.
  • Leonard Ravenhill – Why Revival Tarries→ Teguran bagi iman yang tidak tunduk pada pemerintahan Kristus.
  • Tommy Tenney – The God Chasers→ Mengejar Tuhan bukan hanya sebagai Penolong, tapi sebagai Raja.
  • T.D. Jakes – He’s Still the King→ Yesus membangun takhta di hati manusia, bukan menara duniawi.
  • Edward Gibbon – The History of the Decline and Fall of the Roman Empire→ Referensi sejarah keruntuhan kekaisaran Romawi karena dekadensi moral.
  • Herodotus & Cyrus Cylinder→Dokumentasi runtuhnya Kerajaan Babel oleh Persia (Daniel 5).
  • Pew Research Center (2023)→Data generasi muda yang kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan manusia.
  • Barna Group (2023)→Survei mengenai persepsi umat Kristen terhadap Yesus sebagai Raja.
  • World Evangelical Alliance (2021)→Laporan global tentang dampak ajaran Kristus sebagai Raja terhadap ketahanan gereja.
Soli Deo Gloria — Segala Kemuliaan hanya bagi Allah.

***Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you


Komentar