23 Mei 2025 | TENTANG IMAN, PENGHARAPAN DAN JANJI | Series: Menghidupi Kuasa Kebangkitan-Nya | Pengajaran Saat Teduh


IMAN YANG TAK TERGOYAHKAN DITENGAH PENANTIAN..

Roma 4:20-21 (TB)  Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Shalom, saudara-saudari yang terkasih CMNC's, Penulis berdoa Tuhan memberikan Roh Hikmat dan Pewahyuan sehingga sahabat Kristus diberikan pengertian dan pengetahuan yang benar tentang pengenalan akan Allah yang benar, dan mengalami kasih Bapa sorgawi, Anak dan Roh Kudus, didalam Yesus Kristus. Hari ini bukalah hati dan roh untuk gereja Tuhan belajar tentang:

Keteguhan Iman Abraham: Teguh dalam iman, pengharapan dan janji Tuhan.

Sahabat CMNC's yang terkasih dalam Kristus, salah satu ujian terbesar dalam hidup adalah menunggu. Menunggu jawaban doa. Menunggu janji digenapi. Menunggu Tuhan bertindak. Namun ada yang perlu diperhatikan: “Saat engkau menunggu, Tuhan sedang bekerja.” Tuhan tidak pernah diam dalam masa penantian kita. Ia sedang membentuk iman kita, seperti Ia membentuk iman Abraham.

Roma 4:19–21 menyingkapkan kepada kita iman Abraham—bukan iman yang sempurna, tetapi iman yang tidak menyerah di tengah kemustahilan. Apa saja yang dapat dipelajari dari kisah Abraham:

1. Saat Doa Belum Dijawab, Tetaplah Percaya.

Roma 4:19 (TB)  Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. 

Abraham tidak menutup mata terhadap kenyataan: tubuhnya sudah mati secara biologis. Tapi justru di sinilah iman sejati dimulai. Ia percaya bukan karena ada harapan secara medis, tetapi karena ia memiliki janji Tuhan.

Andrew Wommack berkata, “Iman bukan berarti menyangkal keberadaan masalah; iman adalah menolak memberikan masalah itu tempat untuk mempengaruhi hatimu.” 

Abraham tidak menolak fakta, tapi ia menolak membiarkan fakta itu menguasai hatinya.

Thomas Aquinas pernah berkata, “Bagi orang yang beriman, tidak perlu penjelasan. Bagi yang tidak beriman, tidak ada penjelasan yang cukup.” 

Iman tidak selalu masuk akal, tetapi iman selalu berpaut pada Allah yang setia.

2. Saat Janji Terasa Jauh, Pandanglah Pribadi yang Memberi Janji.

Roma 4:20 (TB)  Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

Banyak orang lebih percaya pada janji manusia daripada janji Tuhan. Tetapi Abraham memilih untuk memuliakan Allah bahkan sebelum janji itu digenapi. Ia menyembah Tuhan saat semua masih tampak mustahil.

Orang yang setia adalah orang yang penuh pengharapan. Pengharapan lahir dari mengenal Pribadi yang memberikan janji. Ketika kita menyembah Tuhan dalam masa penantian, iman kita dikuatkan.

Abraham tidak memikirkan hambatan-hambatan lahiriah, karena ia memfokuskan pandangannya hanya pada kuasa Allah. Inilah kunci dari iman yang kokoh—mengalihkan pandangan dari keadaan menuju kepada karakter Allah.

3. Saat Logika Berkata Mustahil, Katakan: “Allahku Sanggup”

Roma 4:21 (TB)  dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 

Iman bukan sekadar optimisme. Iman adalah keyakinan bahwa Tuhan sanggup dan mau menggenapi apa yang telah Dia janjikan.

Janji-janji Allah menjadi nyata ketika kamu lebih percaya pada karakter-Nya daripada pada keadaanmu. Abraham tidak tahu bagaimana Tuhan akan melakukannya, tetapi ia kenal siapa Tuhan itu.

Iman adalah kaki jiwa yang memungkinkannya berjalan di jalan janji-janji Allah. Iman bukan pasif—iman melangkah bahkan ketika jalannya belum tampak.

4. Bagaimana agar Tidak Bimbang dan Diperkuat dalam Iman seperti Abraham?

Roma 4:20 menuliskan bahwa Abraham “tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah.” Tapi bagaimana sahabat Kristus CMNC's bisa meneladani iman seperti itu?

Berikut empat prinsip praktis berdasarkan firman Tuhan:

a. Fokus pada Firman, Bukan Fakta.

Yohanes 20:29 (TB)  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Engkau tidak bisa memiliki iman yang kuat jika pikiranmu dipenuhi oleh apa yang kamu lihat dan rasakan. Perbarui pikiranmu dengan Firman Tuhan, dan imanmu akan bangkit.

Iman dikuatkan bukan dengan merenungi masalah, tapi dengan mengisi pikiran dan hati dengan janji Tuhan.

b. Jangan Berdialog dengan Ketidakpercayaan

“...orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.” (Yakobus 1:6)

Iman adalah kepercayaan yang hidup dan berani pada kasih karunia Allah, begitu pasti sehingga seseorang rela mempertaruhkan nyawanya seribu kali atas iman itu.

Hati yang ragu akan membuat kita terombang-ambing, tetapi hati yang percaya akan berdiri teguh.

c. Ucapkan Syukur di Tengah Penantian.

1 Tesalonika 5:18 (TB)  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Rasa syukur adalah emosi manusia yang paling sehat. Semakin sering kamu bersyukur, semakin kuat imanmu.

Abraham memuliakan Tuhan sebelum janji digenapi. Syukur adalah bentuk iman yang berbicara sebelum mata melihat.

d. Ingat Siapa itu Pribadi Tuhan Yesus!

Ibrani 10:23 (TB)  Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

Iman percaya kepada Kristus akan membawa jiwamu ke surga, tetapi iman kebangkitan Kristus akan membawa surga ke dalam jiwamu.

Iman bertumbuh seiring pengenalan kita akan Allah di dalam Yesus Kristus yang tidak akan pernah gagal.

Jawaban yang tertunda bukanlah penolakan. Tuhan berkuasa atas waktu. Hanya persepsi gereja Tuhan yang berbeda. "Keterlambatan" dari Tuhan adalah bagian dari proses pendewasaan kita.

Ingatlah hal ini!
  • Saat doa belum dijawab, tetaplah percaya.
  • Saat janji terasa jauh, pandanglah Pribadi yang memberi janji.
  • Saat logika berkata mustahil, ucapkan: “Allahku sanggup.
  • Dan saat hatimu mulai goyah, isi dengan Firman, tolak keraguan, pujilah Tuhan, dan percayalah pada karakter-Nya.
Sama seperti Abraham, mari kita berdiri teguh. Allah yang berjanji itu setia—dan berkuasa—untuk menggenapinya. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.

**Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you.





Komentar