11 Juli 2025 | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? | Series: Mengenal Yesus Kristus | Modul Pemuridan 365 hari

Siapakah Yesus?

Shalom, Puji nama Tuhan Yesus Kristus, bersyukur saudara-saudari yang terkasih CMNC's terus bertumbuh didalam pengenalan akan Allah yang benar melalui pengajaran dan kesaksian. 

Penulis bersyukur karena kasih karunia Allah, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikannya kepada gerejaNya tidak sia-sia. Penulis berdoa: Biarlah bertambah-tambah iman dan kasih kepada Allah dan seorang akan yang lain, serta menguduskan pribadi gerejaNya seutuhnya sehingga roh, jiwa, tubuhnya terpelihara sempurna.

Tuhan melayakkan gerejaNya bagi panggilan Kristus dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendak gerejaNya untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman. Supaya dalam nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan didalam gerejaNya dan gerejaNya di dalam Kristus, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu mengajarkan gerejaNya untuk mengenal Allah dengan benar. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:

Hari ke-11: Yesus Kristus, Sang Pemberi Hidup Berkelimpahan

Yohanes 10:10 (TB)  Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Di tengah dunia yang terobsesi dengan kesuksesan material, pencapaian pribadi, dan hidup serba cepat, banyak orang justru merasa hampa, lelah, dan tidak tahu arah. Yesus hadir untuk memberi hidup, bukan sekadar eksistensi—tetapi hidup yang utuh, bermakna, dan berkelimpahan. Inilah janji dan identitas-Nya sebagai Sang Pemberi Hidup Sejati.

Yohanes 10 adalah bagian dari pengajaran Yesus yang berkaitan dengan identitas-Nya sebagai Gembala yang Baik.

Eksplorasi Yohanes 10:10 sebagai penyataan misi Yesus: bagaimana ini menyatakan identitas-Nya sebagai Sang Juruselamat dan bukan hanya guru moral.

Dalam konteks inilah Yesus mulai berbicara tentang gembala sejati dan pencuri—untuk mengecam para pemimpin rohani yang gagal menggembalakan umat Allah dengan kasih, keadilan, dan kebenaran.

Kontras antara Yesus dan "pencuri" → mencerminkan akibat dosa yang merampas hidup manusia.

Dosa tidak hanya menghancurkan masa depan, tapi mencuri makna hidup hari ini.

Leon Morris (The Gospel According to John, NICNT)
Pencuri adalah gambaran dari segala pengaruh atau figur yang menyesatkan umat Allah, termasuk ajaran palsu dan kepemimpinan tanpa kasih.

N.T. Wright (John for Everyone, 2003)
“Yesus tidak hanya menunjukkan bahwa ada pemimpin rohani yang jahat, tetapi juga bahwa umat manusia dikepung oleh banyak ‘pencuri’: kuasa, uang, ideologi, dan agama tanpa kasih.”
Yesus datang untuk menghadirkan kehidupan yang benar—yang menyelamatkan dan menghidupkan dari dalam.

William Barclay (Daily Study Bible)
“Yesus menggambarkan dua gaya kepemimpinan: yang memanipulasi umat demi ambisi, dan yang mengorbankan diri demi umat.”
Makna ‘kelimpahan’ tidak bisa dilepaskan dari pengorbanan Yesus di kayu salib, yang membuat kita menerima hidup yang tidak bisa dicuri maut.

Ayat ini menjadi penghiburan bagi orang yang merasa hidupnya “dicuri” oleh trauma, kegagalan, atau dosa masa lalu.

Digunakan dalam pelayanan healing & inner restoration, dengan pendekatan bahwa Yesus bukan hanya menyembuhkan luka, tetapi memulihkan dan melimpahkan hidup.

Terjemahan Yunani (Koine) – Yohanes 10:10

ὁ κλέπτης οὐκ ἔρχεται εἰ μὴ ἵνα κλέψῃ καὶ θύσῃ καὶ ἀπολέσῃ· ἐγὼ ἦλθον ἵνα ζωὴν ἔχωσιν καὶ περισσὸν ἔχωσιν.

ζωὴν (zōēn): kehidupan yang sejati, ilahi, dan kekal—bukan hanya hidup secara biologis. Hidup ilahi: kualitas hidup kekal yang dimulai sejak percaya

περισσὸν (perisson): berkelimpahan, melebihi cukup, kaya secara kualitas—bukan sekadar kuantitas materi. Kehidupan yang penuh makna, sukacita, dan relasi sejati dengan Allah.

Apa kata Bapa-Bapa Gereja tentang Yohanes 10:10?

Agustinus → menafsirkan kelimpahan sebagai hidup dalam kasih dan kebenaran Allah.

Klemens dari Aleksandria → melihat "pencuri" sebagai filosofi duniawi yang menyesatkan iman Kristen.

Yesus membandingkan diri-Nya dengan “pencuri” (iblis, kuasa dunia, dan dosa), dimana pencuri yang datang hanya untuk merusak. Sebaliknya, Yesus datang bukan hanya untuk menyelamatkan dari maut, tetapi untuk menghidupkan kembali jiwa yang mati—dengan sukacita, damai, dan tujuan hidup yang sejati.

Realitas Kehidupan Hari Ini:

Menurut WHO (2023), lebih dari 60% generasi muda menyatakan hidup mereka terasa kosong dan tanpa makna meskipun memiliki akses pada teknologi dan hiburan.

Lembaga Barna (2022) menemukan bahwa 56% orang Kristen aktif merasa tidak hidup dalam kelimpahan rohani, meski rutin beribadah.

Di Indonesia, tren pencarian online tentang “tujuan hidup” dan “cara menemukan kebahagiaan sejati” meningkat hingga 48% dalam dua tahun terakhir.

Mengapa sampai hari ini banyak orang Kristen yang sulit menyadari janji Kristus yaitu hidup dalam kelimpahan tidak dapat dipahami dengan jelas? 

Orang kristen sering tidak menyadari bahwa mereka sudah atau sedang mengalami hidup yang berkelimpahan dalam Kristus karena beberapa alasan utama berikut:

1. Salah Persepsi tentang “Kelimpahan”

  • Banyak orang mengira kelimpahan berarti harta, kenyamanan hidup, atau hidup tanpa masalah. Karena itu, saat mereka mengalami kesulitan, mereka menganggap belum hidup berkelimpahan.
  • Padahal, hidup berkelimpahan dalam Kristus berbicara tentang damai sejahtera, sukacita, dan tujuan hidup dalam Tuhan—meski keadaan tidak sempurna.

2. Terlalu Fokus pada Dunia

  • Hidup yang dipenuhi dengan target duniawi (karier, uang, pencapaian) membutakan hati terhadap anugerah rohani yang sebenarnya sedang dialami.
  • Orang menjadi tidak peka pada karya Tuhan, karena hanya menghitung berkat secara materi dan kasat mata.

3. Terjebak dalam Perbandingan

  • Media sosial dan tekanan sosial membuat orang terus membandingkan hidup mereka dengan orang lain, sehingga tidak mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan.
  • Akibatnya, mereka merasa hidupnya biasa saja, padahal Tuhan sedang bekerja dalam hidup mereka.

4. Luka Batin dan Trauma Masa Lalu

  • Orang yang terluka atau pernah gagal sering terkunci dalam kepahitan dan tidak percaya diri, sehingga sulit melihat bahwa Kristus sedang memulihkan mereka.
  • Mereka fokus pada rasa sakit, bukan pada pemulihan dan kelimpahan rohani yang sedang dikerjakan Tuhan.

5. Kurangnya Pengajaran dan Kedalaman Iman

  • Tanpa pengenalan akan Firman dan relasi pribadi dengan Kristus, orang tidak dapat membedakan berkat sejati dengan ilusi duniawi.
  • Mereka mungkin rutin beribadah, tapi tidak mengalami perjumpaan pribadi yang membukakan mata rohani mata rohani mereka.

Kekristenan yang tidak menyadari bahwa mereka hidup dalam berkelimpahan, karena mereka mencari hal yang salah, melihat dari kacamata dunia, atau belum mengenal siapa Yesus sebenarnya. Hidup berkelimpahan bukan tentang “punya segalanya”, tetapi tentang memiliki Kristus yang menjadi segalanya.

Padahal, hidup berkelimpahan dalam Kristus berbicara tentang damai sejahtera, sukacita, dan tujuan hidup dalam Tuhan—meski keadaan tidak sempurna.

Hal ini menunjukkan bahwa “hidup berkelimpahan” bukanlah soal materi, tetapi keutuhan jiwa dan hubungan yang benar dengan Sang Sumber Hidup: Yesus Kristus.

Lukas 12:15 (TB)  Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Efesus 1:3 (TB)  Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

Bandingkan dengan pencuri: Apa saja “pencuri modern” dalam hidup manusia sekarang?

  • Kecanduan media sosial
  • Materialisme
  • Gaya hidup hustle culture (mengagungkan kerja keras tanpa henti).
  • Spiritualitas semu/new age (“spiritualitas tanpa salib”, damai tanpa pertobatan, dan kuasa tanpa kebenaran)
  • Toxic self-improvement (obsesi untuk terus "memperbaiki diri" secara ekstrem)
  • fenomena meaning crisis di kalangan Gen Z

APA ITU MEANING CRISIS?

Istilah meaning crisis populer dalam filsafat kontemporer dan psikologi eksistensial, terutama melalui karya John Vervaeke, Jordan Peterson, dan laporan-laporan riset oleh lembaga seperti Barna Group dan Pew Research.

Meaning crisis adalah kondisi di mana seseorang:
  • Kehilangan rasa tujuan hidup (life purpose)
  • Meragukan makna eksistensi diri
  • Mengalami kekosongan spiritual walau dikelilingi oleh teknologi dan informasi
  • Meningkatkan kecenderungan terhadap depresi, kecemasan, dan keputusasaan
Barna Research (2023):
74% Gen Z mengatakan mereka sering merasa tidak punya arah atau tujuan hidup.

APA (American Psychological Association, 2022):
Gen Z mengalami tingkat stres tertinggi dibanding generasi lain terkait ekspektasi hidup, pencarian identitas, dan masa depan.

Ketergantungan pada media sosial → menciptakan ilusi makna, tetapi tidak menghasilkan relasi dan spiritualitas yang dalam.

Apa saja faktor pendorong?
  1. Individualisme ekstrem, Hidup berfokus pada pencarian jati diri sendiri, bukan relasi dengan Tuhan/komunitas.
  2. Relativisme moral, Semua kebenaran dianggap relatif, tidak ada arah absolut.
  3. Overinformasi & noise digital, Banyak tahu, tetapi tidak mengerti atau tidak bijak.
  4. Disintegrasi keluarga , Minim figur ayah atau gembala spiritual.
  5. Spiritualitas semu, Tertarik pada meditasi, horoskop, healing crystal (meyakini benda seperti batu dapat memiliki energi spiritualitas atau kekuatan penyembuhan) , tetapi menolak iman yang sejati.
Pesan Firman Tuhan jelas bagi seluruh umat manusia:

Ketika hidupmu tanpa arah—“Yesus Kristus datang supaya kamu punya hidup”
Kekosongan rohani—Yesus memberi zōē (hidup sejati & nilai kekekalan).
Rasa tidak berharga—Yesus memberikan nyawa-Nya demi kamu
Ilusi makna hidup—Yesus mengenal dan memanggil nama kita
Terjebak pencitraan—Yesus melihat hati, bukan performa.

“Tanpa Tuhan, hidup adalah pencarian yang tak pernah selesai. Bersama Tuhan, hidup adalah perjalanan yang selalu menemukan tujuan.”

John Stott berkomentar:
“Yesus tidak hanya memberi kita pengampunan—Dia memberi kita identitas, nilai, dan tujuan hidup.”

Tim Keller menjelaskan juga bahwa:
“Tanpa Kristus, kita akan membentuk identitas dari hal-hal fana: karier, cinta, prestasi—semuanya tidak cukup besar untuk menampung makna hidup kita.”

N.T. Wright menambahkan:
“Injil bukan hanya tentang ‘keluar dari neraka’, tapi tentang memulihkan dunia dan hidup kita dari kekosongan dan keterasingan eksistensial.”

Kalau demikian apa itu "hidup berkelimpahan" didalam Kristus ?
  1. Kehidupan yang diisi dengan tujuan surgawi, bukan ambisi duniawi semata.
  2. Kedamaian yang melebihi pengertian, bahkan di tengah krisis dan penderitaan.
  3. Hubungan yang dipulihkan: dengan Allah, diri sendiri, dan sesama.
  4. Sukacita sejati yang tidak tergantung keadaan.
  5. Rasa cukup, walau dunia menuntut lebih.
Beberapa pertanyaan yang muncul ditanyakan kepada para pemimpin rohani:
  • Kalau Yesus memberi hidup berkelimpahan, mengapa hidupku terasa kosong dan penuh beban?” Ketika hidup orang percaya sungguh-sungguh membuka hati dan memberi ruang bagi Kristus untuk menjamah hati setiap kita, maka Tuhan akan memberikan pengertian yang benar tentang Kasih Allah dan Pengharapan didalam Kristus. 
  • Apakah hidup berkelimpahan itu artinya semua keinginanku terpenuhi? Filipi 4:19 (TB)  Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Ketika itu menjadi keperluanmu untuk memuliakan Allah maka itu akan terpenuhi sesuai kehendak Allah.
  • Bisakah orang "miskin" secara jasmani dapat hidup dalam kelimpahan? Hidup berkelimpahan dalam Kristus tidak bicara status seseorang melainkan malah menciptakan identitas baru bagi dirinya untuk menjadi anak-anak Allah yang menerima warisan Sorgawi. 
  • Apakah hidupku bisa dipulihkan padahal sudah hancur total, mungkin dapat dikatakan tidak ada masa depan atau masa depan suram? Yohanes 10::10 adalah bicara tentang manifesto janji restorasi total, menciptakan kehidupan yang baru dan berkelimpahan.  
“Yesus bukan sekadar memperbaiki hidup yang rusak. Dia memberikan hidup yang baru, dengan kualitas ilahi dan tujuan kekal.” — Bill Johnson

“Hidup dalam Kristus bukan berarti bebas masalah, tapi bebas dari ketakutan kehilangan makna di tengah masalah.” — Michael L. Brown

“Yesus memberi hidup bukan dalam bentuk paket promosi, tetapi dalam bentuk hadirat-Nya yang tinggal dalam kita.” — N.T. Wright

Yesus Kristus tidak hanya datang untuk memberi kita tempat di surga, tetapi memberi hidup yang berkelimpahan sejak sekarang. Dalam Kristus, kita menemukan makna, sukacita, dan kekuatan untuk hidup sepenuhnya, meskipun dunia berkata sebaliknya.
Mari datang kepada-Nya hari ini—Sang Pemberi Hidup Sejati.

Pertanyaan Refleksi:

1. Apa arti “hidup berkelimpahan” menurut pandangan saya selama ini?

2. Sudahkah saya mengalami hidup berkelimpahan yang dijanjikan Yesus?

3. Apakah saya bersedia meninggalkan “pencuri” dalam hidup saya dan kembali kepada Sang Pemberi Hidup?

Referensi Sumber:
  • Alkitab Terjemahan Baru (LAI)
  • Greek Interlinear New Testament – Yohanes 10:10
  • Barna Group, Faith After the Pandemic (2022)
  • WHO Mental Health Report (2023)
  • C.S. Lewis, Mere Christianity
  • Piper, John. Desiring God, 1986
  • Willard, Dallas. The Divine Conspiracy, 1998
  • Brown, Michael L. Revolution in the Church, 2000
  • Johnson, Bill. Dreaming with God, 2006
Soli Deo Gloria — Segala Kemuliaan hanya bagi Allah.

***Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you



Komentar