Siapakah Yesus?
Shalom, Puji nama Tuhan Yesus Kristus, bersyukur saudara-saudari yang terkasih CMNC's terus bertumbuh didalam pengenalan akan Allah yang benar melalui pengajaran dan kesaksian.
Penulis bersyukur karena kasih karunia Allah, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikannya kepada gerejaNya tidak sia-sia. Penulis berdoa: Biarlah bertambah-tambah iman dan kasih kepada Allah dan seorang akan yang lain, serta menguduskan pribadi gerejaNya seutuhnya sehingga roh, jiwa, tubuhnya terpelihara sempurna.
Tuhan melayakkan gerejaNya bagi panggilan Kristus dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendak gerejaNya untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman. Supaya dalam nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan didalam gerejaNya dan gerejaNya di dalam Kristus, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Biarlah Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu mengajarkan gerejaNya untuk mengenal Allah dengan benar. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:
Hari ke-11: Yesus Kristus, Sang Pemberi Hidup Berkelimpahan
Yohanes 10:10 (TB) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Di tengah dunia yang terobsesi dengan kesuksesan material, pencapaian pribadi, dan hidup serba cepat, banyak orang justru merasa hampa, lelah, dan tidak tahu arah. Yesus hadir untuk memberi hidup, bukan sekadar eksistensi—tetapi hidup yang utuh, bermakna, dan berkelimpahan. Inilah janji dan identitas-Nya sebagai Sang Pemberi Hidup Sejati.
ὁ κλέπτης οὐκ ἔρχεται εἰ μὴ ἵνα κλέψῃ καὶ θύσῃ καὶ ἀπολέσῃ· ἐγὼ ἦλθον ἵνα ζωὴν ἔχωσιν καὶ περισσὸν ἔχωσιν.
περισσὸν (perisson): berkelimpahan, melebihi cukup, kaya secara kualitas—bukan sekadar kuantitas materi. Kehidupan yang penuh makna, sukacita, dan relasi sejati dengan Allah.
Yesus membandingkan diri-Nya dengan “pencuri” (iblis, kuasa dunia, dan dosa), dimana pencuri yang datang hanya untuk merusak. Sebaliknya, Yesus datang bukan hanya untuk menyelamatkan dari maut, tetapi untuk menghidupkan kembali jiwa yang mati—dengan sukacita, damai, dan tujuan hidup yang sejati.
Realitas Kehidupan Hari Ini:
Lembaga Barna (2022) menemukan bahwa 56% orang Kristen aktif merasa tidak hidup dalam kelimpahan rohani, meski rutin beribadah.
Di Indonesia, tren pencarian online tentang “tujuan hidup” dan “cara menemukan kebahagiaan sejati” meningkat hingga 48% dalam dua tahun terakhir.
Mengapa sampai hari ini banyak orang Kristen yang sulit menyadari janji Kristus yaitu hidup dalam kelimpahan tidak dapat dipahami dengan jelas?
Orang kristen sering tidak menyadari bahwa mereka sudah atau sedang mengalami hidup yang berkelimpahan dalam Kristus karena beberapa alasan utama berikut:
1. Salah Persepsi tentang “Kelimpahan”
- Banyak orang mengira kelimpahan berarti harta, kenyamanan hidup, atau hidup tanpa masalah. Karena itu, saat mereka mengalami kesulitan, mereka menganggap belum hidup berkelimpahan.
- Padahal, hidup berkelimpahan dalam Kristus berbicara tentang damai sejahtera, sukacita, dan tujuan hidup dalam Tuhan—meski keadaan tidak sempurna.
2. Terlalu Fokus pada Dunia
- Hidup yang dipenuhi dengan target duniawi (karier, uang, pencapaian) membutakan hati terhadap anugerah rohani yang sebenarnya sedang dialami.
- Orang menjadi tidak peka pada karya Tuhan, karena hanya menghitung berkat secara materi dan kasat mata.
3. Terjebak dalam Perbandingan
- Media sosial dan tekanan sosial membuat orang terus membandingkan hidup mereka dengan orang lain, sehingga tidak mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan.
- Akibatnya, mereka merasa hidupnya biasa saja, padahal Tuhan sedang bekerja dalam hidup mereka.
4. Luka Batin dan Trauma Masa Lalu
- Orang yang terluka atau pernah gagal sering terkunci dalam kepahitan dan tidak percaya diri, sehingga sulit melihat bahwa Kristus sedang memulihkan mereka.
- Mereka fokus pada rasa sakit, bukan pada pemulihan dan kelimpahan rohani yang sedang dikerjakan Tuhan.
5. Kurangnya Pengajaran dan Kedalaman Iman
- Tanpa pengenalan akan Firman dan relasi pribadi dengan Kristus, orang tidak dapat membedakan berkat sejati dengan ilusi duniawi.
- Mereka mungkin rutin beribadah, tapi tidak mengalami perjumpaan pribadi yang membukakan mata rohani mata rohani mereka.
Kekristenan yang tidak menyadari bahwa mereka hidup dalam berkelimpahan, karena mereka mencari hal yang salah, melihat dari kacamata dunia, atau belum mengenal siapa Yesus sebenarnya. Hidup berkelimpahan bukan tentang “punya segalanya”, tetapi tentang memiliki Kristus yang menjadi segalanya.
Padahal, hidup berkelimpahan dalam Kristus berbicara tentang damai sejahtera, sukacita, dan tujuan hidup dalam Tuhan—meski keadaan tidak sempurna.
Hal ini menunjukkan bahwa “hidup berkelimpahan” bukanlah soal materi, tetapi keutuhan jiwa dan hubungan yang benar dengan Sang Sumber Hidup: Yesus Kristus.
Lukas 12:15 (TB) Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Efesus 1:3 (TB) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Bandingkan dengan pencuri: Apa saja “pencuri modern” dalam hidup manusia sekarang?
- Kecanduan media sosial
- Materialisme
- Gaya hidup hustle culture (mengagungkan kerja keras tanpa henti).
- Spiritualitas semu/new age (“spiritualitas tanpa salib”, damai tanpa pertobatan, dan kuasa tanpa kebenaran)
- Toxic self-improvement (obsesi untuk terus "memperbaiki diri" secara ekstrem)
- fenomena meaning crisis di kalangan Gen Z
- Kehilangan rasa tujuan hidup (life purpose)
- Meragukan makna eksistensi diri
- Mengalami kekosongan spiritual walau dikelilingi oleh teknologi dan informasi
- Meningkatkan kecenderungan terhadap depresi, kecemasan, dan keputusasaan
- Individualisme ekstrem, Hidup berfokus pada pencarian jati diri sendiri, bukan relasi dengan Tuhan/komunitas.
- Relativisme moral, Semua kebenaran dianggap relatif, tidak ada arah absolut.
- Overinformasi & noise digital, Banyak tahu, tetapi tidak mengerti atau tidak bijak.
- Disintegrasi keluarga , Minim figur ayah atau gembala spiritual.
- Spiritualitas semu, Tertarik pada meditasi, horoskop, healing crystal (meyakini benda seperti batu dapat memiliki energi spiritualitas atau kekuatan penyembuhan) , tetapi menolak iman yang sejati.
“Tanpa Tuhan, hidup adalah pencarian yang tak pernah selesai. Bersama Tuhan, hidup adalah perjalanan yang selalu menemukan tujuan.”
- Kehidupan yang diisi dengan tujuan surgawi, bukan ambisi duniawi semata.
- Kedamaian yang melebihi pengertian, bahkan di tengah krisis dan penderitaan.
- Hubungan yang dipulihkan: dengan Allah, diri sendiri, dan sesama.
- Sukacita sejati yang tidak tergantung keadaan.
- Rasa cukup, walau dunia menuntut lebih.
- Kalau Yesus memberi hidup berkelimpahan, mengapa hidupku terasa kosong dan penuh beban?” Ketika hidup orang percaya sungguh-sungguh membuka hati dan memberi ruang bagi Kristus untuk menjamah hati setiap kita, maka Tuhan akan memberikan pengertian yang benar tentang Kasih Allah dan Pengharapan didalam Kristus.
- Apakah hidup berkelimpahan itu artinya semua keinginanku terpenuhi? Filipi 4:19 (TB) Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Ketika itu menjadi keperluanmu untuk memuliakan Allah maka itu akan terpenuhi sesuai kehendak Allah.
- Bisakah orang "miskin" secara jasmani dapat hidup dalam kelimpahan? Hidup berkelimpahan dalam Kristus tidak bicara status seseorang melainkan malah menciptakan identitas baru bagi dirinya untuk menjadi anak-anak Allah yang menerima warisan Sorgawi.
- Apakah hidupku bisa dipulihkan padahal sudah hancur total, mungkin dapat dikatakan tidak ada masa depan atau masa depan suram? Yohanes 10::10 adalah bicara tentang manifesto janji restorasi total, menciptakan kehidupan yang baru dan berkelimpahan.
- Alkitab Terjemahan Baru (LAI)
- Greek Interlinear New Testament – Yohanes 10:10
- Barna Group, Faith After the Pandemic (2022)
- WHO Mental Health Report (2023)
- C.S. Lewis, Mere Christianity
- Piper, John. Desiring God, 1986
- Willard, Dallas. The Divine Conspiracy, 1998
- Brown, Michael L. Revolution in the Church, 2000
- Johnson, Bill. Dreaming with God, 2006
Komentar
Posting Komentar
FORM DOA