03 Juli 2025 | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? | Series: Mengenal Yesus Kristus | Modul Pemuridan 365 hari

SIAPAKAH YESUS ?


Shalom, Puji nama Tuhan Yesus Kristus, bersyukur saudara-saudari yang terkasih CMNC's terus bertumbuh didalam pengenalan akan Allah yang benar melalui pengajaran dan kesaksian. 

Penulis bersyukur karena kasih karunia Allah, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikannya kepada gerejaNya tidak sia-sia. Penulis berdoa: Biarlah bertambah-tambah iman dan kasih kepada Allah dan seorang akan yang lain, serta menguduskan pribadi gerejaNya seutuhnya sehingga roh, jiwa, tubuhnya terpelihara sempurna.

Tuhan melayakkan gerejaNya bagi panggilan Kristus dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendak gerejaNya untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman. Supaya dalam nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan didalam gerejaNya dan gerejaNya di dalam Kristus, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu mengajarkan gerejaNya untuk mengenal Allah dengan benar. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:

Hari ke-3: Yesus adalah Sang Mesias yang Dijanjikan

Pengantar: Janji yang Menjadi Harapan

Dari halaman-halaman awal Kitab Kejadian, umat manusia hidup dalam bayang-bayang kerinduan akan Pemulihan. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah sendiri berjanji akan mengutus seorang keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular (Kej. 3:15). Sejak itu, sejarah umat Allah diwarnai dengan nubuatan-nubuatan yang menanti Sang Mesias—yang akan membawa pemulihan, pengampunan, dan kerajaan yang tak tergoyahkan.

Para nabi berbicara tentang Dia yang akan lahir di Betlehem (Mikha 5:2), yang akan menderita menggantikan umat-Nya (Yesaya 53), dan yang akan duduk di takhta Daud selamanya (2 Sam. 7:12–14). Namun ketika Yesus datang, banyak yang tidak mengenali-Nya karena Ia tidak sesuai ekspektasi politik atau nasionalistik.

Ditengah kondisi dunia yang menawarkan ilah lain untuk memperebutkan manusia dalam penyembahan. Kaisarea Filipi pada zaman itu adalah:
  • Tempat pemujaan dewa-dewa kafir, terutama dewa Pan, dewa kesuburan bangsa Yunani.
  • Lokasi dari "Gerbang Hades", sebuah gua yang dianggap sebagai pintu masuk ke dunia orang mati oleh orang kafir.
  • Daerah yang dipenuhi simbol kekuasaan Roma dan penyembahan Kaisar.
  • Yesus memilih tempat ini sebagai panggung konfrontasi rohani, seolah-olah berkata:
"Di tengah semua ilah palsu dan kekuasaan dunia ini, siapakah yang kamu sembah? Siapakah Aku bagimu?"

Mengajak murid-murid-Nya untuk membuat pengakuan pribadiMenantang dominasi penyembahan palsu di tempat itu.

Menegaskan bahwa penyembahan kepada Allah tidak bisa bercampur dengan yang lain.

Pernyataan Petrus menjawab hal ini secara tegas:
"Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16).

Inilah momen pengakuan iman yang menandai bahwa:
  1. Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan.
  2. Yesus bukan sekadar guru atau nabi, tetapi Mesias yang dijanjikan.
Mengapa Allah sendiri yang memilih ke-12 para Rasul tersebut namun Yesus mempertanyakan pengakuan diriNya kepada para murid?

Allah memang memilih, tetapi Ia tidak memaksa kasih.
Pengakuan yang sejati harus datang dari kesadaran pribadi, bukan hanya karena dipilih atau dibentuk.

Yesus bukan sedang mencari validasi, tapi sedang mengajarkan kepada para MuridNya:

Allah tidak hanya memanggil kita untuk mengikuti, tetapi untuk mengenal dan mengakui siapa Dia dalam hati yang penuh iman.

Pengakuan iman bukan demi Allah mengetahui siapa diri-Nya, tetapi demi kita orang percaya menyadari siapa kita dalam Dia.

Dipilih oleh Tuhan adalah anugerah; mengenal dan mengakui-Nya sebagai Tuhan adalah respon kasih yang sejati.”

Yesus tidak butuh pengakuan untuk menjadi Tuhan, tetapi kita butuh pengakuan itu untuk menemukan hidup dalam Dia.

Pengajaran ini hendak membimbing kita melihat bahwa penggenapan Mesias bukan sekadar fakta historis atau doktrin, tetapi juga panggilan untuk percaya kepada Allah yang setia pada janji-Nya dan rindu memulihkan ciptaan melalui Anak-Nya.

Nubuatan-Nubuatan Mesianik: Digenapi dalam Kristus.

Lebih dari 300 nubuatan PL tentang Mesias digenapi dalam hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus.

Contoh penggenapan:
  • Yesaya 7:14 → Matius 1:22–23 (Lahir dari perawan)
  • Mikha 5:2 → Matius 2:1–6 (Lahir di Betlehem)
  • Yeremia 23:5 → Lukas 1:32–33 (Keturunan Daud)
  • Zakharia 11:12–13 → Matius 26:15 (Dikhianati 30 keping perak)
  • Yesaya 53, Mazmur 22 → Matius 27 (Disalibkan, dihina)
Ayat-ayat kunci lainnya:

Kisah lain:
Lukas 24:27 (TB)  Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Perikop ini menceritakan dua murid Yesus yang sedang berjalan ke desa Emaus setelah peristiwa penyaliban. Mereka kecewa dan bingung karena mereka berharap Yesus adalah Mesias, tetapi Ia justru mati disalib. Dalam perjalanan itu, Yesus yang bangkit mendekati mereka, tetapi mereka tidak mengenali-Nya.

Yesus kemudian menegur mereka karena lamban untuk percaya, dan mulai menjelaskan bahwa semua peristiwa yang mereka alami sebenarnya telah dinubuatkan dalam Kitab Suci.

Yesus menunjukkan bahwa seluruh Kitab Suci (Perjanjian Lama saat itu: Taurat, Nabi-nabi, dan Tulisan) berbicara tentang Dia sendiri sebagai Mesias.

Ia menafsirkan bagian-bagian yang mengacu pada penderitaan, kematian, dan kemuliaan-Nya.

Artinya: seluruh Alkitab Perjanjian Lama bukan hanya berisi hukum dan sejarah, tapi menyimpan bayangan dan nubuatan tentang Kristus.

John Stott: "Seluruh sejarah Perjanjian Lama menunjuk kepada klimaksnya dalam pribadi dan karya Yesus Kristus."

N.T. Wright: "Yesus tidak hanya menggenapi nubuat; Dia adalah kisah yang membuat seluruh Kitab Suci masuk akal."

Matthew Henry: "Kristus menunjukkan bahwa Alkitab tidak bisa dipahami sepenuhnya tanpa melihat Dia sebagai penggenapannya."

R.C. Sproul: "Ayat ini menekankan bahwa seluruh wahyu Allah bersifat kristologis – menunjuk kepada karya penebusan dalam Kristus."

Yohanes 5:39: "Kamu menyelidiki Kitab Suci sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup kekal, dan Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku."

Yesus sedang berdebat dengan para pemimpin agama Yahudi (ahli Taurat dan orang Farisi) yang menolak untuk percaya kepada-Nya, meskipun mereka sangat teliti dalam mempelajari Kitab Suci (Perjanjian Lama).

Orang Yahudi pada masa itu sangat rajin membaca dan menafsirkan Kitab-kitab Suci (khususnya Taurat).

Mereka percaya bahwa melalui pemahaman hukum Allah, mereka bisa memperoleh hidup yang kekal.

Yesus menunjukkan bahwa tujuan utama dari Kitab Suci adalah menunjuk Pribadi-Nya. 

Mereka memiliki Firman, tetapi menolak Firman yang menjadi manusia (Yesus).

Seperti melihat peta dengan sangat teliti, tetapi menolak pergi ke tujuan yang ditunjukkan peta.

Komentar Para Penafsir dan Teolog:

John Calvin (Reformasi): “Seluruh hukum dan para nabi menunjuk kepada Kristus sebagai tujuan utama wahyu Allah.”

William Barclay (Evangelis liberal): “Yesus menggenapi bukan hanya harapan-harapan agama, tapi juga harapan moral dan eksistensial manusia.”

R.C. Sproul (Reformed): “Yesus adalah penggenapan dari janji perjanjian, baik kepada Abraham maupun Daud. Dialah titik sentral dari seluruh sejarah penebusan.”

Gordon Fee (Pentakosta): “Roh Kudus menyatakan Yesus sebagai Mesias yang telah dijanjikan, dan pekerjaan Roh menjadi meterai bahwa penggenapan itu nyata.”

C.S. Lewis (Apologet): “Yesus bukan hanya mengklaim sebagai Mesias, Dia juga menunjukkan bahwa hanya dalam diri-Nya semua fragmen kebenaran disatukan.”

Tim Keller (Evangelikal modern): “Yesus adalah satu-satunya tokoh agama besar yang tidak hanya mengajar tentang kebenaran, tetapi berkata ‘Akulah kebenaran.’”

Statistik dan Komentar:

Josh McDowell, dalam bukunya Evidence That Demands a Verdict, mengutip riset Peter Stoner, seorang profesor matematika dan astronomi. Stoner melakukan analisis probabilistik terhadap kemungkinan seseorang secara acak menggenapi sejumlah nubuatan Perjanjian Lama tentang Mesias. Ia dan timnya menghitung bahwa:

Kemungkinan seseorang menggenapi hanya 8 nubuatan secara kebetulan adalah 1 banding 10^17 (100.000.000.000.000.000).

Untuk 48 nubuatan, peluangnya adalah 1 banding 10^157.

Stoner menghitung kemungkinan bahwa satu orang saja bisa secara kebetulan menggenapi 8 nubuat Mesianik, dan hasilnya mengejutkan:
 
1 banding 100.000.000.000.000.000 (10¹⁷)
(Satu banding seratus kuadriliun)

Untuk memvisualisasikan itu, Stoner memberi analogi:

Bayangkan seluruh wilayah negara bagian Texas ditutupi oleh koin setinggi 60 cm (2 kaki). Tandai satu koin dengan tinta merah, campur semuanya, lalu minta seseorang yang matanya ditutup untuk memilih satu koin. Peluang dia memilih koin yang benar adalah 1 banding 10¹⁷ — sama dengan peluang Yesus menggenapi hanya 8 nubuat secara kebetulan.

Dan Yesus tidak hanya menggenapi 8 nubuat, tetapi lebih dari 300 nubuat! Termasuk detail waktu kelahiran-Nya, cara kematian-Nya, pengkhianatan, dan bahkan reaksi orang-orang di sekitar-Nya. Riset ini menunjukkan bahwa penggenapan itu bukan kebetulan atau rekayasa, tetapi merupakan bukti bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.

Josh McDowell menyimpulkan bahwa logika, sejarah, dan probabilitas semuanya menunjuk kepada Yesus sebagai satu-satunya kandidat yang layak untuk disebut Mesias sejati menurut janji dan nubuatan Allah.

Peter Stoner menyimpulkan:
“Setiap manusia yang berpikir logis harus menyimpulkan bahwa Yesus adalah benar-benar Mesias. Fakta-fakta matematis tidak bisa diabaikan.”

Mesias yang Tak Sesuai Ekspektasi Politik

Yohanes 4:25-26 (TB)  Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

Perempuan ini menyatakan bahwa ia mengetahui—kemungkinan dari pengajaran tradisi Samaria atau dari Pentateukh (lima kitab Musa)—bahwa akan datang seorang Mesias (yang disebut Kristus dalam bahasa Yunani). Artinya, ia menunggu dan berharap akan kedatangan seseorang yang akan menjadi:
  • Utusan Allah,
  • Pembawa kebenaran,
  • Penjawab pertanyaan hidup,
  • Pemberi petunjuk dari Allah secara langsung.
Imannya membawanya kepada kebenaran yaitu Pribadi Allah didalam Yesus Kristus, namun tidak menyadari kehadiranNya.

Berapa banyak orang percaya, berdoa dan menyembah, merenungkan Kitab Suci tapi tidak mengetahui kehadiran bahwa Yesus Kristus bersamanya dan menyertainya, berkomunikasi tiap waktu? 

Hingga saat ini, banyak orang Yahudi menantikan Mesias sebagai pembebas politik dari penjajahan Romawi. Tetapi Yesus datang bukan membawa pedang, melainkan kasih, pengampunan, dan salib.

Efesus 1:7 (TB)  Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 

Mesias telah hadir bagi orang percaya dan kita tidak perlu menunggu-Nya lagi sebab Kristus senantiasa ada untuk orang yang sungguh-sungguh mengasihiNya, dan kita telah dijamin beroleh hidup yang kekal karena kita percaya dan mengenalNya oleh kebenaran dalam kasih.

Yohanes 18:36 (TB) — Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

Yesus mendefinisikan ulang Mesias: bukan penakluk dunia, tetapi Penebus dosa.

Bukti Historis dan Kesaksian Awal

Flavius Yosefus (Antiquities 18.3.3):
“Pada waktu itu hiduplah Yesus, seorang yang bijak... Ia adalah pelaku pekerjaan-pekerjaan luar biasa... Ia adalah Kristus... Dan ketika Pilatus... menjatuhkan hukuman salib atas-Nya... Ia menampakkan diri hidup kembali pada hari ketiga.”

Cornelius Tacitus (Annals 15.44):
“Kristus... telah menderita hukuman ekstrem di tangan Pontius Pilatus... meskipun untuk sementara gerakan ini ditekan, ia muncul kembali... di Yudea dan Roma.”

Makna Yesus sebagai Mesias Bagi Kita

2 Korintus 1:20 (TB) — Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.

Yesus sebagai Mesias berarti penggenapan janji Allah tentang keselamatan, pengampunan, dan hidup kekal. Ia adalah pusat harapan iman kita.

Kita hidup dalam dunia yang juga penuh dengan "penyembahan modern":

Materi, kekuasaan, teknologi, bahkan diri sendiri.

Yesus masih bertanya hari ini:
“Menurut kamu, siapakah Aku ini?”

Dan jawaban kita menentukan:
  • Kepada siapa kita menyembah.
  • Di mana kita meletakkan iman dan pengharapan.
  • Dan siapa yang sungguh-sungguh menjadi TUHAN dalam hidup kita.
Yohanes 20:31 (TB) — tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Soli Deo Gloria — Segala Kemuliaan hanya bagi Allah.

***Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you


Refleksi:
  1. Apakah saya percaya bahwa Yesus benar-benar Mesias?
  2. Apa pengaruhnya dalam hidup saya?
  3. Apakah saya menerima-Nya sebagai Dia adanya, atau sesuai ekspektasi pribadi saya?

Referensi:
  1. Alkitab Terjemahan Baru (LAI)
  2. Craig S. Keener – The Gospel of John
  3. C.S. Lewis – Mere Christianity
  4. N.T. Wright – Jesus and the Victory of God, The Challenge of Jesus
  5. J.I. Packer – Knowing God
  6. IniJosh McDowell – Evidence That Demands a Verdict
  7. Peter Stoner – Science Speaks
  8. Bonhoeffer – Letters and Papers from Prison
  9. Pew Research, Barna Group
  10. Tacitus – Annals
  11. Yosefus – Antiquities of the Jews
  12. Tim Keller – The Reason for God
  13. R.C. Sproul – What is Reformed Theology?
  14. William Barclay – Daily Study Bible Series
  15. Gordon D. Fee – Paul, the Spirit, and the People of God
  16. John Calvin – Institutes of the Christian Religion

Komentar