01 Juli 2025 | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? | Series: Mengenal Yesus Kristus | Modul Pemuridan 365 hari

SIAPAKAH YESUS KRISTUS ITU? 

Shalom, Puji nama Tuhan Yesus Kristus, bersyukur saudara-saudari yang terkasih CMNC's terus bertumbuh didalam pengenalan akan Allah yang benar melalui pengajaran dan kesaksian. 

Penulis bersyukur karena kasih karunia Allah, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikannya kepada gerejaNya tidak sia-sia. Penulis berdoa: Biarlah bertambah-tambah iman dan kasih kepada Allah dan seorang akan yang lain, serta menguduskan pribadi gerejaNya seutuhnya sehingga roh, jiwa, tubuhnya terpelihara sempurna.

Tuhan melayakkan gerejaNya bagi panggilan Kristus dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendak gerejaNya untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman. Supaya dalam nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan didalam gerejaNya dan gerejaNya di dalam Kristus, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu mengajarkan gerejaNya untuk mengenal Allah dengan benar. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:

Hari 1 – Yesus adalah Anak Allah


PENDAHULUAN: PERTANYAAN PALING PENTING DALAM SEJARAH DAN HIDUP PRIBADI

Dalam dunia yang semakin pluralistik dan skeptis, pertanyaan "Siapakah Yesus?" bukan hanya menjadi bahan diskusi akademik atau bahan bacaan rohani, tetapi menjadi penentu arah kehidupan, iman, dan tujuan kekekalan seseorang. Pertanyaan ini pertama kali diajukan oleh Yesus sendiri kepada para murid-Nya di Kaisarea Filipi:

"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (Matius 16:15)

Kaisarea Filipi bukanlah tempat sembarangan. Ini adalah wilayah di utara Israel, dikenal sebagai pusat penyembahan kepada berbagai dewa: Baal, Dewa Pan, hingga kaisar Romawi. Di tempat di mana berbagai kepercayaan menawarkan kebenaran mereka, Yesus meletakkan dasar pertanyaan yang akan memisahkan pengikut sejati dari penonton agama.

Petrus menjawab, bukan berdasarkan logika manusia, tapi karena pewahyuan dari Bapa di surga:

"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16)

Jawaban ini menjadi fondasi gereja dan iman Kristen. Tetapi pertanyaan Yesus tidak berhenti pada masa murid-murid. Ia masih bertanya kepada Anda dan saya hari ini: "Menurutmu, siapakah Aku ini?"

Pertanyaan ini menyentuh identitas terdalam kita. Sebab jawaban atas siapa Yesus, akan menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan kepada siapa kita menyerahkan hidup ini.


BAB 1 – YESUS: FIRMAN YANG MENJADI MANUSIA

Yohanes 1:1,14

“Pada mulanya adalah Firman… dan Firman itu adalah Allah… Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.”

Yesus tidak dimulai di kandang domba Betlehem. Ia adalah Logos (Firman) eksistensi kekal, penuh kuasa, dan identik dengan Allah itu sendiri.

💬 Kata Para Teolog:

  • D.A. Carson: "Firman itu bukan hanya pembawa pesan, Ia adalah pesan itu sendiri dalam wujud manusia."

  • N.T. Wright: "Inkarnasi adalah keajaiban terbesar — Allah mengenakan daging manusia."

Yesus bukan hanya utusan, Dia adalah Allah yang datang untuk menebus umat-Nya.

Banyak sanggahan bahwa Yesus Kristus adalah utusan Allah. Lalu apa komentar menurut iman Kekristenan ?

Dalam konteks iman Kristen, jawaban terhadap pertanyaan ini tidak berhenti hanya pada “Yesus adalah utusan Allah”, karena pemahaman Kristen tentang Yesus jauh lebih dalam dan menyeluruh. Berikut adalah feedback atau tanggapan utama dari sudut pandang iman Kristen:

Yesus Memang Diutus oleh Allah

Menyebut Yesus hanya sebagai “utusan” adalah pandangan yang tidak lengkap dalam terang iman Kristen.

Dalam pengertian tertentu, Kekristenan mengakui bahwa Yesus adalah utusan Allah

Banyak ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus diutus oleh Bapa:

“Karena Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku sendiri, tetapi kehendak Dia yang telah mengutus Aku.”— Yohanes 6:38

“Seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.”— Yohanes 17:18

Namun, Kekristenan tidak berhenti di situ — karena pengutusan ini adalah bagian dari relasi kekal antara Bapa dan Anak dalam Trinitas.

Ilustrasi:
Seperti seorang raja yang turun ke medan perang menyamar sebagai prajurit, sementara: Wajahnya tak dikenal, tapi otoritasnya tetap berjalan. Ia masih memimpin melalui perintah, duta, dan kerajaannya. Pemerintahan tidak kosong, tapi raja sedang menjalankan misi rahasia untuk kemenangan yang lebih besar.

Ilustrasi ini menggambarkan:

1. Doktrin Kristen: Allah Mahahadir dan Tidak Terbatas oleh Ruang
Dalam teologi Kristen, Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi ketika Yesus (Anak) menjadi manusia:

Ia benar-benar turun dan menjadi manusia (Filipi 2:6-8)

Namun keilahian-Nya tidak pernah berhenti — Ia tetap satu dengan Bapa dan Roh Kudus

Takhta Allah tidak pernah kosong, karena Allah Tritunggal tetap bekerja aktif di seluruh ciptaan

"Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku."
— Yesaya 66:1

2. Yesus Tidak Meninggalkan Keilahian-Nya, Tapi Menanggalkan Kemuliaan-Nya

Yesus tidak membuang keilahian-Nya ketika Ia menjadi manusia, tapi merelakan kemuliaan-Nya dibatasi untuk menyelamatkan manusia.

“... yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri...”
— Filipi 2:6-7

Ini bukan berarti Dia berhenti menjadi Allah, tapi Dia menanggalkan hak-hak-Nya sebagai Raja untuk sementara — tanpa takhta-Nya kosong.

3. Allah Tritunggal: Takhta Tetap Digenapi dalam Relasi Kekal

Ingat: dalam iman Kristen, Allah adalah Tritunggal:
  • Bapa tetap di surga
  • Anak turun ke dunia sebagai Yesus Kristus
  • Roh Kudus tetap aktif dan diutus
Maka, tidak ada momen dalam sejarah di mana takhta Allah kosong, karena:
  • Bapa tetap memerintah
  • Anak menjadi manusia tetapi tetap ilahi
  • Roh Kudus bekerja dalam dunia dan manusia


BAB 2 – YESUS DIKENALKAN OLEH BAPA SENDIRI

Ada pandangan yang menolak konsep Allah memiliki Anak sehingga kekristenan menyebut Yesus Kristus, Anak Allah. Hal ini bertentangan dengan konsep dari perspektif monoteisme (unitarian). 

Kesalahpahaman yang sering terjadi: mereka mengira "Anak Allah" berarti secara biologis, seperti hubungan ayah-anak manusia.

Dalam iman Kristen, "Anak Allah" adalah istilah teologis dan relasional, bukan biologis.
Ini menunjuk pada hubungan kekal dalam Allah Tritunggal — Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Yesus bukan ciptaan Allah, tetapi satu hakekat dengan Allah.
— (Lihat Yohanes 1:1-3; Kolose 1:15-20)

Athanasius dari Alexandria (325 M)
"Anak itu tidak diciptakan, tetapi dilahirkan dari Bapa dalam kekekalan... sama hakikat, bukan makhluk.”

Kredo Nikea (325 M, Oikumenis)
"Kami percaya kepada satu Tuhan... dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal... dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa..."

Ada tertulis:
Ulangan 6:4 (TB)  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa

Kata "esa" di sini berasal dari bahasa Ibrani "echad", yang berarti kesatuan yang utuh, tetapi juga bisa menunjuk pada kesatuan kompleks, bukan selalu "satu secara tunggal/individual".

Yesaya 45:5 (TB)  Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, 

Allah menegaskan keesaan-Nya secara mutlak, menolak keberadaan ilah lain.

Ini digunakan juga dalam argumentasi melawan politeisme dan berhala.

Politeisme adalah kepercayaan atau sistem agama yang mengakui dan menyembah lebih dari satu tuhan.
Kepercayaan akan banyak tuhan, masing-masing dengan kekuasaan tertentu, dan seringkali disembah secara terpisah.

"Iman Kristen menegaskan bahwa Allah itu esa, sebagaimana tertulis jelas dalam PL dan diteguhkan oleh Yesus dan para rasul dalam PB.
Namun, keesaan ini dipahami sebagai kesatuan dalam relasi ilahi antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus — bukan tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga pribadi.

Ada tertulis
Matius 3:16-17 (TB)  Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."


William Barclay (Liberal Protestant): 
Suara ini adalah pengesahan dari surga bahwa Yesus memiliki otoritas surgawi.

Ketika Yesus dibaptis, terjadi deklarasi publik dari Surga. Ini adalah momen unik di mana ketiga pribadi Allah Tritunggal hadir bersamaan:

  • Bapa berbicara dari langit

  • Anak berdiri di dalam air

  • Roh Kudus turun seperti merpati

Signifikansi Teologis:

Deklarasi ini bukan hanya pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah, tapi ini adalah penetapan misi-Nya sebagai Mesias. Suara dari Surga adalah otoritas ilahi yang menegaskan bahwa Yesus adalah utusan dan representasi sempurna dari Allah sendiri.

Komentar Teolog:

  • R.C. Sproul: "Baptisan Yesus bukan lambang pertobatan, tapi penegasan misi Mesianik dan identitas ilahi-Nya."

  • Craig Keener: "Ucapan Bapa adalah gema dari Mazmur 2:7 dan Yesaya 42:1, menggabungkan Raja dan Hamba yang menderita menjadi satu pribadi: Yesus."

Peristiwa Yesus dimuliakan di gunung, dimana Yesus berubah rupa didepan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang Matius 17:2.

Matius 17:5-6 (TB)  Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."  
Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. 

Craig Keener (Pentakostal) berkomentar: Penambahan frasa “Dengarkanlah Dia” menegaskan otoritas ilahi Yesus — bukan hanya identitas sebagai Anak, tapi juga sebagai satu-satunya utusan ilahi.

Dietrich Bonhoeffer: Ini adalah momen konfirmasi mesianik — suara Bapa mengarahkan fokus penuh kepada Kristus.

Origen (Bapa Gereja): Suara Bapa meneguhkan bahwa Yesus bukan hanya nabi, tetapi satu-satunya yang layak didengarkan melebihi Musa dan Elia.


BAB 3 – KLAIM KEILAHIAN OLEH YESUS SENDIRI

Yesus bukan hanya seorang guru moral, reformator sosial, atau nabi besar. Dalam Injil, Yesus berulang kali mengklaim status-Nya sebagai Allah. Klaim ini begitu radikal sehingga para pemimpin Yahudi zaman itu menuduh-Nya menghujat dan berusaha membunuh-Nya.

A. Klaim Langsung dari Mulut Yesus

  1. Yohanes 10:30 – "Aku dan Bapa adalah satu."

  2. Yohanes 8:58 – "Sebelum Abraham ada, Aku telah ada."

  3. Markus 2:5-11 – Yesus mengampuni dosa.

B. Respon Para Pengikut dan Musuh-Nya

  • Tomas berseru: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yoh 20:28)

  • Para murid menyembah-Nya (Mat 28:17)

  • Musuh-musuh-Nya menyalibkan-Nya karena klaim ini

Komentar Teolog:

  • J.I. Packer: "Yesus tidak hanya berbicara atas nama Allah. Ia berbicara sebagai Allah itu sendiri."

  • Wayne Grudem: "Seluruh hidup, ajaran, dan tindakan Yesus menunjuk pada satu realitas tak terbantahkan: Ia adalah Allah dalam rupa manusia."


BAB 4 – TRANSFORMASI MURID DAN BUKTI SEJARAH YANG TAK TERBANTAHKAN

Sebelum kebangkitan, para murid Yesus hidup dalam ketakutan. Mereka sembunyi, menyangkal, dan bahkan meninggalkan Yesus saat Ia ditangkap. Namun setelah kebangkitan-Nya, mereka semua mengalami transformasi luar biasa. Petrus, yang sebelumnya menyangkal Yesus tiga kali, tampil sebagai pemberita Injil yang penuh keberanian. Tomas, yang sempat meragukan, akhirnya berseru "Ya Tuhanku dan Allahku". Murid-murid yang lain pun rela mengalami aniaya, pemenjaraan, hingga kematian demi kesaksian akan kebangkitan dan keilahian-Nya.

Bukti lain yang memperkuat identitas Yesus berasal dari catatan sejarah non-Kristen. Sejarawan Romawi seperti:

  • Tacitus mencatat bahwa Yesus dieksekusi oleh Pontius Pilatus di bawah pemerintahan Kaisar Tiberius.
  • Josephus, seorang sejarawan Yahudi, menyebut Yesus sebagai orang bijak yang melakukan perbuatan luar biasa dan dikenal sebagai Kristus.
  • Plinius Muda, seorang gubernur Romawi, menulis kepada Kaisar bahwa orang-orang Kristen menyembah Yesus sebagai Tuhan.
  • Lucian, seorang penulis satiris Yunani, mengolok-olok Yesus dan pengikut-Nya, namun secara tidak langsung mengakui keberadaan-Nya dan pengaruh-Nya. 
  • Bahkan tulisan-tulisan rabinik Yahudi seperti Talmud menyebut Yesus sebagai tokoh yang digantung pada malam Paskah.

Pernyataan-pernyataan ini, walaupun berasal dari mereka yang tidak percaya atau bahkan menentang Kekristenan, justru memperkuat fakta bahwa Yesus adalah tokoh sejarah yang nyata dan bahwa gerakan Kristen pertama tumbuh di sekitar keyakinan akan keilahian dan kebangkitan-Nya.

Komentar:

  • Richard Bauckham: "Nama-nama dalam Injil bukanlah fiksi; mereka saksi nyata."

  • Bart Ehrman: "Yesus benar-benar hidup dan disalibkan. Itu fakta sejarah."


BAB 5 – PILIHAN LOGIS DAN APLIKASI IMAN

"Aku bukan menerima Yesus karena ingin nyaman, tapi karena tidak ada pilihan logis lain." – C.S. Lewis.

C.S. Lewis, seorang mantan ateis dan profesor sastra dari Oxford University, dalam bukunya Mere Christianity, mengembangkan argumen yang dikenal sebagai "Trilema Lewis". Ia menyatakan bahwa jika Yesus berkata bahwa Ia adalah Tuhan, maka hanya ada tiga kemungkinan:

  1. Ia adalah Penipu (Liar): Jika Ia tahu bahwa Ia bukan Tuhan, tetapi tetap mengatakan demikian, maka Ia adalah pembohong terbesar sepanjang sejarah.

  2. Ia adalah Orang Gila (Lunatic): Jika Ia sungguh percaya bahwa Ia Tuhan, tetapi sebenarnya tidak, maka Ia setara dengan seseorang yang mengaku sebagai telur rebus.

  3. Ia adalah Tuhan (Lord): Jika semua klaim-Nya benar, maka satu-satunya tanggapan yang layak adalah menyembah-Nya.

Lewis dengan tegas menolak pandangan yang menyebut Yesus hanya seorang guru moral. Menurutnya, Yesus tidak memberi ruang netral. Pilihan kita hanya tiga, dan yang paling masuk akal — berdasarkan catatan historis, kebangkitan-Nya, serta perubahan hidup para pengikut-Nya — adalah bahwa Yesus sungguh Tuhan.

Komentar Tambahan:

  • William Lane Craig: "Argumen Lewis menyingkap kekeliruan orang modern yang ingin menghormati Yesus namun menolak keilahian-Nya."

  • Tim Keller: "Jika Yesus adalah Tuhan, maka tidak ada bagian hidup kita yang boleh tetap sama."

Aplikasi Iman:

Jika Yesus adalah Anak Allah:

  • Kita menyembah-Nya, bukan hanya menghormati-Nya

  • Kita mengikuti-Nya, bukan hanya mendengarkan-Nya

  • Kita memberitakan-Nya, bukan menyembunyikan iman

1 Yohanes 4:15 (TB)  Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.


🔢 PERTANYAAN REFLEKSI

  1. Siapakah Yesus bagimu secara pribadi?

  2. Apakah hidupmu mencerminkan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan?

  3. Apakah kamu siap memberi jawaban atas imanmu dengan kasih dan keberanian?


📚 PENUTUP DAN REFERENSI

Yesus bertanya hari ini seperti di Kaisarea Filipi: "Menurutmu, siapakah Aku ini?"

Jika Engkau menjawab seperti Petrus:

"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup."

Hiduplah sesuai dengan pengakuan itu: Yesus Kristus bukan sekadar tokoh sejarah. Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang hidup.

Soli Deo Gloria — Segala Kemuliaan hanya bagi Allah.

***Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you



Referensi Literatur:

  • Mere Christianity – C.S. Lewis
  • The Case for Christ – Lee Strobel
  • Knowing God – J.I. Packer
  • Systematic Theology – Wayne Grudem
  • Simply Jesus – N.T. Wright
  • Jesus and the Eyewitnesses – Richard Bauckham
  • Did Jesus Exist? – Bart Ehrman


Komentar