11 Juni 2025 | KEDAULATAN ALLAH | Series: Menghidupi Kuasa Kebangkitan-Nya | Pengajaran Saat Teduh

 

KEDAULATAN ALLAH MUTLAK - TAPI ALLAH BUKAN PENCIPTA DOSA!


Yakobus 1:13-14 (TB)  Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 

Shalom, Puji nama Tuhan Yesus Kristus, bersyukur saudara-saudari yang terkasih CMNC's terus bertumbuh didalam pengenalan akan Allah yang benar melalui pengajaran dan kesaksian. 

Penulis bersyukur karena kasih karunia Allah, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikannya kepada gerejaNya tidak sia-sia. Penulis berdoa: Biarlah bertambah-tambah iman dan kasih kepada Allah dan seorang akan yang lain, serta menguduskan pribadi gerejaNya seutuhnya sehingga roh, jiwa, tubuhnya terpelihara sempurna.

Tuhan melayakkan gerejaNya bagi panggilan Kristus dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendak gerejaNya untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan iman. Supaya dalam nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan didalam gerejaNya dan gerejaNya di dalam Kristus, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu mengajarkan gerejaNya untuk mengenal Allah dengan benar. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang::

Jika Allah Berdaulat Penuh, Berarti Apakah Allah menetapkan Dosa Juga?

1. Allah Berdaulat, Tapi Tidak Menciptakan Dosa

Alkitab mengajarkan bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Tahu, namun Ia bukanlah pencipta dosa.

Kedaulatan Allah tidak hanya bersifat umum (mengatur alam dan sejarah), tetapi juga sangat personal — menjangkau hati, pikiran, keputusan, dan bahkan keselamatan manusia.

Kedaulatan Allah berarti tidak ada yang bisa menyentuh hidup kita kecuali Allah yang mengizinkannya untuk maksud kekal-Nya.

Dalam Yakobus 1:13-14 dikatakan :
Yakobus menolak tegas anggapan bahwa Allah mengirim pencobaan untuk menjatuhkan manusia ke dalam dosa.

“Pencobaan” di sini merujuk pada godaan untuk berbuat dosa (bukan sekadar ujian iman seperti dalam Yak. 1:2-4).

Yakobus menekankan bahwa sifat Allah adalah kudus dan tidak dapat dicemari oleh kejahatan, apalagi menjadi sumbernya.

A.W. Tozer menulis: “Kekudusan Allah adalah antitesis dari dosa. Ia tidak memiliki hubungan dengan kejahatan — dan tidak akan pernah menggoda ciptaan-Nya untuk melawan Dia.”

Seolah-olah Tuhan mendorong-dorong manusia untuk jatuh dalam dosa dan kasih karuniaNya datang melimpah atas manusia. Itu tidaklah demikian!

Pencobaan itu tidak datang dari luar saja, tetapi dari dalam hati manusia sendiri.

Kata "diseret dan dipikat" dalam bahasa Yunani menggambarkan umpan yang menjebak ikan atau binatang — artinya: dosa menjebak lewat keinginan kita yang tidak dijaga.

Markus 7:20-23 (TB)  Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Artinya:
a. Manusia Tidak Bisa Menyalahkan Allah atas Dosanya

Banyak orang tergoda untuk berkata: “Ya, saya jatuh karena ini kehendak Tuhan...”

Yakobus menepis total cara berpikir ini: kita harus bertanggung jawab atas pilihan kita.

b. Dosa Bersumber dari Keinginan Daging yang Tidak Terkendali

Perhatikan ayat ini:
Yeremia 18:12 (TB)  Tetapi mereka berkata: Tidak ada gunanya! Sebab kami hendak berkelakuan mengikuti rencana kami sendiri dan masing-masing hendak bertindak mengikuti kedegilan hatinya yang jahat."

Yang berdosa bukan keinginan itu sendiri, tapi saat kita mengizinkan keinginan itu menguasai dan membuahkan tindakan.

Progres dosa: keinginan → digoda → ditarik → dikandung → dosa → maut.

Perhatikan ini!
Yakobus 1:15 (TB)  Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Jadi tidak bisa manusia berkata: “Setan menggoda saya!” tanpa melihat bahwa mereka memberi ruang dalam hati. Itu adalah kehendak bebas manusia "memberi ruang kesempatan Iblis menggoda!"

2. Allah Memberi Kehendak Bebas Karena Allah Memperhatikan Kasih Dalam Ketaatan.

Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya (Kejadian 1:27), termasuk dengan kemampuan memilih.

“Menurut gambar-Nya” bukan berarti kita menyerupai Allah secara fisik, melainkan dalam atribut pribadi dan hal rohani:
  • Akal budi
  • Kehendak
  • Emosi
  • Kemampuan rohani
Kehendak bebas termasuk dalam aspek “gambar Allah” itu: kemampuan memilih antara taat atau memberontak.

Kasih yang sejati bukan paksaan. Jika Allah menciptakan manusia seperti robot atau boneka tanpa kehendak bebas, maka manusia tidak benar-benar bisa mengasihi atau menaati Allah dengan hati yang rela.

Jadi, Allah menciptakan manusia dengan kemampuan memilih (free will) agar kasih mereka kepada Allah sungguh-sungguh tulus, bukan karena diprogram.

Andrew Wommack menjelaskan:
“Tanpa pilihan, tidak ada kasih. Tuhan memberi kita kehendak bebas agar kita dapat memilih untuk mengasihi-Nya—dan itu yang membuat hubungan kita dengan-Nya nyata.”

Baca dan Perhatikan:
Kejadian 2:16-17 (TB)  Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Allah memberikan perintah atau larangan dan pilihan atau hal yang boleh pada saat manusia pertama kali di taman Eden.

Ini bukan jebakan, tapi kesempatan nyata bagi manusia untuk memilih taat atau tidak.

Sayangnya, manusia (Adam dan Hawa) menyalahgunakan kehendak bebas itu dan memilih tidak taat.

Oswald Chambers:
“Allah tidak pernah memaksa kehendak manusia. Dia mengetuk, tidak pernah mendobrak.”

Perhatikan ayat ini:
Ulangan 30:19 (TB)  Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,

Allah mengajak manusia memilih, bukan memaksa. Meskipun didalamnya ada kedaulatan Allah penuh. 

Yesaya 1:18-20 (TB)  Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. 
Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. 
Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya. 

Dalam ayat ini jelas ada tanggungjawab manusia untuk memilih didalam kedaulatan Allah yang mutlak. 

Wahyu 3:20 (TB)  Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Keren ini ayat, perhatikan dengan seksama: Allah tidak pernah memaksa manusia untuk menerima-Nya. Allah menunggu respon kasih manusia, adakah yang mendengar suara-Nya dan membukakan pintu bagi-Nya. Inilah relasi yang ingin dibangun oleh Allah, bukan "karena paksaan". 

Allah memberi kehendak bebas sebagai ekspresi dari kasih-Nya.
Ia menciptakan kita bukan sebagai boneka, tetapi sebagai pribadi bertanggungjawab dan yang mampu memilih mengasihi atau menolak Dia. Ketika manusia memilih taat akan perintah-Nya, maka hal itu sejalan dengan kedaulatan Allah dan janjiNya diberikan, namun jika memiliki untuk menolak perintah-Nya hal itu menjadi pemberontakan dihadapan Allah sehingga dosa menguasai hidup manusia. 

Kejadian 3 – Kejatuhan Adam dan Hawa bukan karena Allah menjatuhkan mereka, tapi karena mereka memilih melawan perintah-Nya.

Billy Graham berkata:
“Kita bukan berdosa karena kita lemah, tapi karena kita memilih berpaling dari Allah.”

Namun demikian, Allah tidak membiarkan dosa menang — Ia sudah sediakan Jalan Keluar!

1 Korintus 10:13 (TB)  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 

Salib adalah jawaban Allah terhadap dosa manusia. Ia tidak membiarkan manusia binasa dalam dosa, tapi menyediakan jalan keselamatan. Bagian manusia adalah taat dan percaya atas kedaulatan Allah dalam hidup mereka, maka itulah kasih sejati. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.


***Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you.









Komentar