08 Juni 2025 | OTORITAS GEREJA TUHAN | Series: Menghidupi Kuasa Kebangkitan-Nya | Pengajaran Saat Teduh
KUASA MENJADI ANAK-ANAK ALLAH...
Yohanes 1:12 (TB) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Shalom, saudara-saudari yang terkasih CMNC's, Penulis berdoa Tuhan memberikan Roh Hikmat dan Pewahyuan sehingga sahabat Kristus diberikan pengertian dan pengetahuan yang benar tentang pengenalan akan Allah yang benar, dan mengalami kasih Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, didalam Yesus Kristus. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:
Anak-anak Allah Bukan Hanya Identitas Namun Memiliki Otoritas Ilahi.
Saudara-saudari, menjadi anak Allah bukanlah sekadar status rohani yang indah—ini adalah undangan untuk hidup dalam identitas, otoritas, dan warisan ilahi. Banyak orang Kristen hidup sebagai “anak” hanya di atas kertas, tetapi tidak pernah benar-benar mengalami kuasa yang dijanjikan dalam status itu. Hari ini, kita belajar bahwa menjadi anak Allah berarti: diangkat, diberdayakan, dan dipercayakan.
1. Menjadi Anak, Bukan Sekadar Nama
Banyak orang berpikir bahwa menjadi anak Allah hanya soal identitas rohani yang indah. Tapi menurut Yohanes, menjadi anak Allah bukan cuma status—itu diberikan dengan kuasa (exousia). Artinya, Allah tidak hanya menyelamatkan kita, Ia juga memberi otoritas, hak, dan warisan.
Menjadi anak Allah bukan hanya berarti dikasihi—tapi juga dipercaya untuk membawa kehendak-Nya di bumi.
Yohanes 1:12 memakai kata “exousia” – artinya otoritas atau hak legal. Kita tidak hanya diakui sebagai anak, kita diberi kuasa untuk hidup seperti anak.
Andrew Wommack berkata,
“Kamu tidak perlu berusaha menjadi anak Allah—kamu sudah menjadi. Kamu hanya perlu mulai bertindak seperti itu.”
Identitas tanpa kuasa adalah teori. Tapi Allah memberi kita kuasa untuk merepresentasikan Kerajaan-Nya—di rumah, di tempat kerja, dan di masyarakat.
2. Menjadi Anak Memberi Akses kepada Bapa
Galatia 4:6 (TB) Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Kita tidak datang sebagai orang asing atau hamba, melainkan sebagai anak yang dikasihi. Itu mengubah cara kita berdoa, berpikir, dan berinteraksi dengan Allah.
Rick Warren menulis:
“Allah tidak jauh. Dia adalah Bapa yang mengasihi kamu. Doa bukan kewajiban—itu adalah hak istimewa karena hubungan kita dengan-Nya.”
Sebagai anak, kita berseru dengan keyakinan, bukan merengek dalam ketakutan. Kita punya kedekatan, bukan formalitas.
3. Anak Allah Memiliki Kuasa untuk Menang atas Dosa dan Ketakutan
Roma 8:15 (TB) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Menjadi anak berarti kita bukan lagi budak dosa, takut masa depan, atau tunduk pada sistem dunia. Kita punya kuasa untuk berkata “tidak”—bukan karena kuat kita, tapi karena Roh Anak-Nya dalam kita.
Watchman Nee berkata:
“Pengalaman Kristen dimulai bukan dengan ‘melakukan’, tetapi dengan ‘telah selesai’—kita berdiri pada apa yang telah Kristus lakukan.”
Kemenangan kita bukan hasil usaha manusia, tapi dari kesadaran identitas kita di dalam Kristus.
4. Anak adalah Ahli Waris Janji
Galatia 3:29 (TB) Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Sebagai anak, kita mewarisi janji: damai, kuasa, pemulihan, penyertaan. Kita tidak hidup mengemis dari Allah, kita mengklaim warisan yang sah.
Billy Graham pernah berkata:
“Ketika kamu tahu siapa kamu di dalam Kristus, kamu berhenti mengemis—dan mulai hidup dengan keberanian.”
Kita bukan hanya “selamat”, kita dipersiapkan untuk mewarisi janji demi janji yang telah disiapkan.
Saudara-saudari, anak bukan hanya status. Anak berarti akses, otoritas, kuasa, dan warisan.
Oswald Chambers menulis:
“Kita harus membangun iman kita bukan pada cahaya yang mudah padam dari perasaan kita, tapi pada identitas tak tergoyahkan yang diberikan kepada kita dalam Kristus.”
Hari ini, berhentilah hidup seperti yatim rohani. Allah telah menyebut kita anak, dan dengan itu, Ia mempercayakan hidup-Nya kepada kita. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.
***Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you.
Komentar
Posting Komentar
FORM DOA