16 Juni 2025 | Identitas Seorang Pemimpin | Series: Menghidupi Kuasa Kebangkitan-Nya | Pengajaran Saat Teduh

Kepemimpinan Berdampak: Melayani dengan Integritas Dalam Kebenaran Firman.


Amsal 11:3 (TB)  Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. 

Shalom, saudara-saudari yang terkasih CMNC's, Penulis berdoa Tuhan memberikan Roh Hikmat dan Pewahyuan sehingga sahabat Kristus diberikan pengertian dan pengetahuan yang benar tentang pengenalan akan Allah yang benar, dan mengalami kasih Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, didalam Yesus Kristus. Hari ini bukalah hati dan pikiran gereja Tuhan untuk belajar tentang:

Identitas kepemimpinan anak-anak Allah: Melayani dengan Integritas Kebenaran Firman 

Di dunia bisnis yang kompetitif dan penuh tekanan, banyak orang tergoda untuk menghalalkan segala cara demi hasil cepat. Namun, firman Tuhan mengajarkan bahwa kepemimpinan yang berpengaruh dan berdampak bukan soal jabatan atau kuasa, tapi soal bagaimana kita melayani dengan integritas.

Amsal 11:3 (KJV) : "The integrity of the upright shall guide them: but the perverseness of transgressors shall destroy them."

Jika diterjemahkan :
“Integritas (tom) dari orang jujur/lurus (yashar) akan membimbing (nachah) mereka, tetapi kebengkokan (selef) dari pelanggar (bagad) akan membinasakan (shadad) mereka.”

Ayat ini menegaskan bahwa integritas bukan hanya nilai moral, tetapi arah hidup — ia menuntun keputusan dan perjalanan orang benar. Sebaliknya, orang yang hidup dalam tipu daya dan penyimpangan akan menuai kehancuran dari tindakannya sendiri.

Apa Bedanya dengan Kejujuran?

Kejujuran adalah berkata benar dan tidak menipu.

Integritas mencakup kejujuran, tapi juga berarti:
  • Konsistensi antara apa yang diyakini dan dilakukan.
  • Kesetiaan pada prinsip meski tidak dilihat orang.
  • Keteguhan menjaga nilai meski ada tekanan.
Contoh:
Orang jujur tidak akan berbohong saat ditanya.

Orang berintegritas tidak akan memanipulasi angka, bahkan saat tak ada yang tahu — karena ia hidup sesuai nilai, bukan sekadar aturan.

Billy Graham berkomentar: “Ketika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang; ketika kesehatan hilang, sesuatu telah hilang; tetapi ketika integritas hilang, segalanya hilang.”

Bagaimana anak-anak Terang menggunakan prinsip kepemimpinan yang berintegritas sesuai kebenaran firman Tuhan?

1. Pelayanan adalah Inti Kepemimpinan yang Berpengaruh.

Tuhan Yesus berkata:
Matius 23:11 (TB)  Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Sebagai pemimpin, kita sering merasa harus memerintah dan mengatur. Namun, pelayanan dengan tulus adalah kunci membangun kepercayaan dan hubungan yang kokoh. Dalam dunia bisnis, pemimpin yang melayani tim dan pelanggan dengan hati akan menciptakan lingkungan yang produktif dan penuh semangat.

Pemimpin yang melayani tidak pernah kehilangan pengaruhnya, justru ia membangun kekuatan sejati.

2. Integritas adalah Fondasi Kepercayaan dan Keberlanjutan

Amsal 11:3 (TB)  Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. 

Dalam dunia bisnis yang penuh godaan, integritas membuat kita tetap berada di jalan benar. Bisnis yang dibangun di atas integritas akan bertahan lama karena orang lebih percaya pada pemimpin yang jujur dan konsisten.

Integritas bukan sesuatu yang bisa dibeli atau dipinjam; ia harus dibangun setiap hari melalui pilihan kecil yang benar.

Oswald Chambers mengingatkan, “Integritas adalah pondasi dari setiap tindakan yang membawa berkat dan dampak kekal.”

3. Visi yang Melayani Mengarahkan Setiap Langkah

Habakuk 2:2 (KJV): "And the LORD answered me, and said, Write the vision, and make it plain upon tables, that he may run that readeth it."

Diterjemahkan:
Dan TUHAN menjawab aku: Tuliskanlah penglihatan itu, dan jelaskanlah dengan terang di atas loh-loh batu, supaya orang yang membacanya dapat berlari."

Visi yang jelas adalah peta jalan pemimpin, tapi visi yang benar berakar pada pelayanan, bukan ambisi semata. Dengan visi yang melayani, kita membangun bisnis yang memberi dampak luas dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Andrew Wommack menekankan bahwa visi adalah “kompas” dalam kepemimpinan — tanpa visi, kita mudah tersesat.

“Visi tanpa pelayanan adalah kesombongan; pelayanan tanpa visi adalah kebingungan.” — Rick Warren

4. Doa dan Keintiman dengan Tuhan adalah Sumber Hikmat dan Kekuatan

Ada tertulis:
Yakobus 1:5 (TB)  Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya. 

Pemimpin menghadapi banyak keputusan sulit dan tekanan. Doa adalah cara kita mencari hikmat dan kekuatan dari Tuhan. Pemimpin yang berdoa tidak hanya mengandalkan kecerdasan manusia, tapi juga kekuatan ilahi yang memimpin langkahnya.

A.W. Tozer berkata, “Pemimpin yang hebat adalah yang hidup dalam kehadiran Tuhan setiap hari.”

“Kepemimpinan tanpa doa adalah kepemimpinan tanpa kekuatan ilahi.”

Dalam dunia yang cepat berubah, pemimpin sejati bukanlah mereka yang paling keras suara atau paling tinggi jabatan—melainkan mereka yang berjalan dengan integritas, memimpin dengan hati, dan hidup dari visi yang lahir dalam keheningan doa.

Seperti yang dikatakan Amsal, integritas akan membimbing kita, dan seperti perintah Tuhan kepada Habakuk, visi harus ditulis dengan jelas agar generasi ini dapat berlari dengannya. 

Maka bangkitlah, jadilah pemimpin yang bukan hanya sukses di pasar, tapi juga berdampak dalam kekekalan. Dunia tidak menunggu pemimpin yang sempurna—dunia menunggu pemimpin yang sejati. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.


**Silahkan sahabat Kristus CMNC dapat men-sharingkan link renungan ini sekiranya dapat membangun iman gereja Tuhan lainnya, sebab semua hal ini hanya bagi kemuliaan Kristus saja. God bless you.


Komentar